Kunjungan ini dilakukan dalam rangka meninjau langsung upaya penertiban aktivitas pertambangan timah ilegal yang telah merusak ekosistem hutan lindung di wilayah tersebut.
Peninjauan Lokasi dan Evaluasi Operasi
Setibanya di lokasi, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI langsung bergerak meninjau area bekas penambangan yang kini telah dipasangi garis pengamanan dan diawasi ketat oleh aparat. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, seperti lubang-lubang besar dan alur sungai yang keruh, menjadi fokus utama tinjauan.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan memberikan apresiasi atas sinergi antara aparat keamanan, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait dalam upaya penegakan hukum terhadap para pelaku illegal mining. Namun, ia juga menekankan perlunya strategi jangka panjang untuk memulihkan kerusakan lingkungan dan mencegah terulangnya praktik ilegal di masa depan.
"Ini bukan hanya masalah penegakan hukum sesaat, tetapi juga menyangkut kedaulatan lingkungan dan keberlangsungan hidup masyarakat di Bangka Tengah. Kita harus memastikan sumber daya alam kita dikelola secara bertanggung jawab," tegas Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dalam keterangannya di lokasi.
Komitmen Peningkatan Pengawasan Keamanan
Sementara itu, Panglima TNI memastikan komitmennya untuk terus mendukung operasi penertiban dan meningkatkan pengawasan keamanan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap eksploitasi sumber daya alam secara ilegal.
Rombongan tersebut juga mengadakan pertemuan singkat dengan tim Satuan Tugas (Satgas) gabungan di lapangan untuk mengevaluasi prosedur penindakan dan membahas tantangan yang dihadapi, termasuk potensi bekingan dan jaringan cukong di balik aktivitas pertambangan ilegal.
Kunjungan Menhan dan Panglima TNI ini diharapkan dapat memberikan dorongan moral dan efek jera yang kuat, sekaligus menegaskan keseriusan Pemerintah Pusat dalam memberantas praktik pertambangan ilegal yang merugikan negara dan merusak lingkungan.